Subuh Berkah Bersama Ustadz Ahmad Ghozali: Mengatasi Stres dan Depresi Menurut Ajaran Islam
PRIMAGOschool.com | Pada tanggal 21 September 2024, Pesantren Leadership Daarut Tarqiyah Primago menggelar kegiatan Subuh Berkah yang diisi oleh Ustadz Ghozali dengan tema “Mengatasi Stres dan Depresi Menurut Ajaran Islam”. Kegiatan ini menjadi salah satu momen berharga bagi para santri dan jamaah yang hadir, karena memberikan pencerahan mengenai bagaimana Islam mengajarkan umatnya untuk menghadapi tantangan hidup, termasuk stres dan depresi, dengan penuh kesabaran dan keikhlasan kepada Allah.
Pembukaan oleh Ustadz Ghozali :
“Semua yang Kita Alami Atas Kehendak Allah”
Dalam pembukaan tausiyahnya, Ustadz Ghozali mengingatkan bahwa segala sesuatu yang terjadi dalam hidup kita adalah kehendak Allah. Ia menyebutkan, “Setiap apapun yang terjadi adalah kehendak Allah.” Ustadz Ghozali mengajak seluruh jamaah untuk senantiasa percaya bahwa cobaan yang datang merupakan bagian dari rencana Allah yang lebih besar dan mengandung hikmah di baliknya.
Ia juga menekankan pentingnya sikap tawakal dalam menghadapi segala ujian. “Kalau kita mau kebaikan, maka Allah akan memberikan cobaan. Ujian itu tanda bahwa Allah sayang sama kita,” tambahnya. Dengan memahami bahwa setiap cobaan adalah bentuk kasih sayang Allah, Ustadz Ghozali berharap umat Islam dapat lebih bersabar dan ikhlas dalam menerima segala bentuk ujian.
Pikiran Sehat, Kunci Tubuh yang Sehat
Dalam tausiyahnya, Ustadz Ghozali menekankan pentingnya menjaga kesehatan mental, karena pikiran yang sehat akan membawa tubuh yang sehat. “Badan sehat dimulai dari pikiran yang sehat,” ujarnya. Ustadz menjelaskan bahwa stres dan depresi sering kali muncul dari pikiran-pikiran yang tidak sehat, yang kemudian berdampak pada kesehatan fisik.
Ia juga mengingatkan bahwa dalam menghadapi berbagai permasalahan, sering kali kita merasa terbebani dan lupa kepada Allah. Padahal, menurut Ustadz Ghozali, “Cukup Allah saja.” Dengan hanya bergantung kepada Allah dan menyerahkan segala urusan kepada-Nya, hati akan tenang. Ia mengutip ayat dalam surah Ar-Ra’d ayat 28, “Arro’du ayat 28, kalau kita mengingat Allah hati akan tenang.”
Pelajaran dari Kisah yang Kita Dengar
Selama ceramah, Ustadz Ghozali juga menyampaikan bahwa setiap kisah yang kita dengar pasti memiliki pelajaran yang dapat kita ambil. “Kisah apapun yang kita dengar pasti ada pelajarannya,” ujarnya. Dalam Islam, kisah-kisah para nabi, sahabat, dan orang-orang shalih mengandung banyak pelajaran tentang bagaimana menghadapi ujian dengan kesabaran dan keikhlasan.
Salah satu kisah yang diangkat oleh Ustadz Ghozali adalah tentang Nabi Muhammad SAW yang selalu mengutamakan kesabaran dalam menghadapi segala cobaan. Ia juga mengingatkan pentingnya sabar, mengutip hadits Rasulullah SAW, “Setiap cobaan yang diucapkan adalah sabar dulu.” Sabar, menurutnya, adalah kunci utama dalam menghadapi segala ujian hidup.
Anak sebagai Ujian, Bukan Sekadar Rezeki
Salah satu bagian yang menarik dari tausiyah ini adalah ketika Ustadz Ghozali membahas tentang anak sebagai ujian, bukan sekadar rezeki. Ia mengutip surah Al-Baqarah ayat 163 yang menegaskan bahwa anak merupakan ujian bagi orang tua. “Anak rezeki? Secara surat, tidak ada yang menyebutkan bahwa anak itu rezeki. Dalam Al-Qur’an, ‘anak itu adalah ujian’,” katanya.
Dengan menyebutkan hal ini, Ustadz Ghozali mengajak para jamaah untuk memahami bahwa memiliki anak bukan hanya soal kebahagiaan atau rezeki yang diberikan Allah, tetapi juga tanggung jawab besar yang harus diemban oleh orang tua. Anak adalah amanah dan ujian yang membutuhkan kesabaran, keteguhan, dan pengorbanan dalam mendidik mereka agar menjadi generasi yang shalih dan bertakwa.
Mencari Ketenangan Hati dengan Mengingat Allah
Ustadz Ghozali juga mengingatkan pentingnya mencari ketenangan hati dengan mengingat Allah. Ia mengutip sebuah doa yang sering diajarkan dalam Islam, “Rabbi auji’ni an asykuro.” Doa ini adalah permohonan kepada Allah agar diberi kemampuan untuk selalu bersyukur atas nikmat yang diberikan. Tafsir dari surah Al-Ahqaf ayat 15 ini menekankan pentingnya rasa syukur dalam menghadapi berbagai keadaan, baik suka maupun duka.
Dalam penutupannya, Ustadz Ghozali mengingatkan para jamaah untuk selalu mengingat Allah dalam setiap situasi. “Allah dulu, Allah lagi, Allah terus,” ucapnya dengan penuh keyakinan. Ia menegaskan bahwa hanya dengan menjadikan Allah sebagai sandaran utama, seseorang akan mampu menghadapi segala tantangan hidup, termasuk stres dan depresi. Sikap “CAS” atau “Cukup Allah Saja” menjadi solusi utama bagi setiap persoalan yang dihadapi.
MASIH DIBUKA! : PENDAFTARAN PESERTA DIDIK BARU PESANTREN LEADERSHIP PRIMAGO
Kesimpulan: Islam Mengajarkan Sabar dan Keteguhan dalam Menghadapi Ujian
Kegiatan Subuh Berkah ini memberikan banyak hikmah bagi para jamaah yang hadir. Ustadz Ghozali berhasil menggugah kesadaran umat akan pentingnya bersabar dan bergantung penuh kepada Allah dalam menghadapi setiap ujian hidup, termasuk stres dan depresi. Dengan mengingat bahwa setiap apa yang kita alami adalah kehendak Allah, serta menjaga kesehatan pikiran dan hati, umat Islam dapat menjalani hidup dengan lebih tenang dan optimis.
“Ujian itu tanda Allah sayang sama kita,” menjadi salah satu pesan penting yang disampaikan oleh Ustadz Ghozali. Melalui ujian, Allah menguji kesabaran dan keimanan kita. Umat Islam diajarkan untuk selalu mengutamakan sabar dan bersyukur, karena pada akhirnya, ketenangan hati hanya bisa didapatkan dengan mengingat Allah.
Subuh Berkah ini menjadi pengingat bahwa kunci menghadapi stres dan depresi ada dalam ajaran Islam, yakni dengan kesabaran, keikhlasan, dan terus mengingat Allah. Kegiatan seperti ini sangat bermanfaat bagi umat, khususnya di era modern yang penuh dengan tekanan dan tantangan hidup. Dengan mempraktikkan ajaran-ajaran yang telah disampaikan oleh Ustadz Ghozali, insyaAllah umat dapat menjalani hidup dengan lebih tenang dan penuh kebahagiaan.