Kajian Subuh Berkah di Pesantren Leadership Daarut Tarqiyah Primago – Sabtu, 28 September 2024

PRIMAGOschool.com | Pada Sabtu, 28 September 2024, Pesantren Leadership Daarut Tarqiyah Primago kembali menggelar program rutin Subuh Berkah yang diadakan di aula utama pesantren. Acara ini dihadiri oleh seluruh santri, ustadz, ustadzah, serta pimpinan pondok. Program ini merupakan bagian dari komitmen pesantren dalam memperkuat spiritualitas para santri melalui kajian yang bermanfaat.

Acara diawali dengan pembacaan ayat-ayat suci Al-Qur’an oleh Ustadz Rafif Muzaki.

Setelah pembacaan Al-Qur’an, giliran pembicara utama, Al-Ustadz Abdul Muhaemin. Pada kesempatan ini, beliau menyampaikan materi bertemakan “Jihad santri jayakan negeri”

Santri sebagai Anak yang Dibanggakan
Salah satu kutipan menarik dari Ustadz Abdul Muhaemin adalah, “Santri itu adalah anak yang dibuang orang tuanya, tetapi justru dibesarkan dengan cara yang baik dan diberikan bekal pelajaran yang berharga di pesantren.” Pernyataan ini diambil dari ungkapan tradisional yang menggambarkan bahwa santri sering kali ditinggalkan jauh dari keluarga mereka demi menimba ilmu di pesantren. Meski terpisah dari orang tua, santri justru mendapatkan pendidikan agama dan kedisiplinan yang baik di pesantren.

Beliau juga menekankan bahwa santri harus bangga dengan identitasnya sebagai seorang penuntut ilmu agama. “Santri itu melekat pada diri kita. Kita harus bangga menjadi santri,” ujarnya. Menurut Ustadz Abdul Muhaemin, para santri tidak hanya belajar ilmu agama, tetapi juga membangun karakter pribadi yang kuat, dengan akhlak yang mulia.

Budaya Santri di Pesantren Leadership Daarut Tarqiyah Primago
Dalam kesempatan tersebut, Ustadz Abdul Muhaemin juga menyinggung mengenai budaya santri yang telah terbangun dengan baik di Pesantren Leadership Daarut Tarqiyah Primago. Beliau mencontohkan budaya sholat tepat waktu, rajin membaca Al-Qur’an, berbakti kepada orang tua (birrul walidain), rutin bersedekah, menjaga kebersihan, serta berakhlak mulia sebagai bagian dari keseharian para santri di Primago.

Pesantren ini berhasil membangun budaya santri yang melekat pada diri setiap santri. Tidak hanya sekadar disiplin dalam ibadah, tetapi juga dalam hal menjaga akhlak dan etika. Santri Primago dikenal karena sifat mereka yang selalu menjaga kebersihan, kerapian, serta berpenampilan yang wangi. Selain itu, santri di sini dibiasakan untuk memiliki akhlak yang baik, atau dalam istilah pesantren dikenal dengan “akhlak karimah,” yang berarti tabiat yang telah terlatih hingga menjadi bagian dari kepribadian mereka.

Makna Tauhid: Hadirkan Allah di Setiap Nafas
Ustadz Abdul Muhaemin melanjutkan penyampaiannya dengan penjelasan mendalam tentang makna tauhid. “Tauhid adalah menghadirkan Allah di setiap nafasmu,” ujar beliau. Menurutnya, keimanan seorang muslim seharusnya terwujud dalam kesadaran penuh akan keberadaan Allah dalam setiap aktivitasnya. Tidak ada ruang untuk meragukan keberadaan dan kekuasaan Allah dalam kehidupan ini.

Dalam kajian kali ini, Ustadz Abdul Muhaemin juga menjelaskan tafsir surat Al-Ikhlas, khususnya ayat pertama “Qul huwallahu ahad” yang artinya, “Katakanlah (Muhammad), Allah itu Esa.” Beliau menjelaskan bahwa Allah adalah satu, tidak ada yang bisa menyetarakan-Nya. Sebagai umat Islam, kita harus memahami bahwa keesaan Allah tidak ada tandingannya dan tidak ada yang bisa disamakan dengan-Nya. Konsep tauhid ini adalah dasar dari iman seorang muslim, yang menjadi pilar utama dalam menjalani kehidupan.

Teori Pribadi yang Baik: Pikiran, Karakter, dan Perubahan
Lebih lanjut, Ustadz Abdul Muhaemin mengajak para santri untuk membangun karakter yang kuat dengan memahami teori pribadi yang baik. Menurut beliau, “Pikiran yang membedakan antara yang baik dan buruk adalah awal dari terbentuknya karakter yang mulia.” Ustadz menekankan pentingnya berpindah dari kebiasaan buruk menuju kebiasaan yang baik sebagai salah satu proses perubahan dalam diri manusia.

Beliau juga mengutip ayat dalam surat An-Nisa ayat 69, yang menyebutkan tiga golongan umat Islam yang mulia: Sholihin, Suhada’, dan Shiddiqin. Ketiga golongan ini adalah orang-orang yang memiliki karakter unggul yang harus menjadi teladan bagi para santri.

  1. Sholihin adalah orang-orang yang selalu berada dalam ketaatan kepada Allah.
  2. Suhada’ adalah mereka yang syahid di jalan Allah.
  3. Shiddiqin adalah mereka yang selalu jujur dan membenarkan kebenaran, tidak pernah ragu dalam beriman kepada Allah.

Ustadz Abdul Muhaemin menegaskan agar para santri senantiasa meneladani sifat-sifat tersebut, sehingga mereka bisa menjadi pribadi yang lebih baik dan berkualitas dalam menjalani hidup, baik di dunia maupun di akhirat.

MASIH DIBUKA! : PENDAFTARAN PESERTA DIDIK BARU PESANTREN LEADERSHIP PRIMAGO

Jangan Memaklumi Keburukan
Di akhir kajiannya, Ustadz Abdul Muhaemin menyampaikan pesan penting: “Jangan ada lagi pembiasaan hal yang buruk dan memaklumkan keburukan.” Menurut beliau, salah satu tantangan terbesar bagi santri adalah melawan kebiasaan buruk yang sering kali dianggap sepele atau dimaklumi. Ustadz Abdul Muhaemin menegaskan bahwa pesantren adalah tempat yang tepat untuk membangun kebiasaan yang baik, dan setiap santri harus senantiasa menjaga diri dari segala bentuk keburukan, baik yang disengaja maupun tidak.

Penutup
Setelah penyampaian kajian selesai, acara ditutup dengan doa bersama yang dipimpin oleh Ustadz Abdul Muhaemin. Suasana aula penuh khidmat saat seluruh santri dan para ustadzah menundukkan kepala, memohon ridha dan keberkahan dari Allah SWT. Kajian Subuh Berkah kali ini diharapkan bisa menjadi bekal bagi para santri untuk terus berpegang teguh pada ajaran Islam, sekaligus menjaga akhlak mulia dalam kehidupan sehari-hari.

Acara berakhir sekitar pukul 07.00 pagi, dan seluruh santri kembali ke rutinitas pagi mereka dengan semangat baru. Kajian ini bukan hanya memperkuat keimanan para santri, tetapi juga menambah wawasan mereka mengenai pentingnya menjaga budaya santri yang telah melekat di lingkungan Pesantren Leadership Daarut Tarqiyah Primago.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *