Pelajaran Berharga dari Surat Al-Falaq: Kajian Ustadz Kresna Eka Raharja tentang Perlindungan Spiritual
PRIMAGOschool.com | Pelajaran Berharga Surat Al-Falaq | Depok (07/09/2024) – Dalam Kajian Sabtu Pagi Shubuh Menggapai Keberkahan pekan ini, Ustadz Kresna Eka Raharja, S.Th.i., yang juga Direktur Sekolah Pesantren Leadership Daarut Tarqiyah Primago, membahas secara mendalam tentang Surat Al-Falaq. Surat pendek ini sering dibaca dalam sholat dan menjadi favorit banyak orang, namun tidak semua orang memahami makna mendalamnya.
Mengapa Surat Al-Falaq Penting untuk Dipelajari?
Ustadz Kresna menegaskan bahwa penting untuk memahami makna Surat Al-Falaq, bukan hanya sekadar membacanya. Dengan pemahaman yang benar, kita tidak hanya mendapatkan pahala, tetapi juga merasakan keajaiban dan perlindungan yang terkandung di dalamnya. Al-Falaq, yang berarti waktu subuh, memisahkan malam dari pagi, melambangkan perlunya perlindungan dari segala keburukan.
MASIH DIBUKA! : PENDAFTARAN PESERTA DIDIK BARU PESANTREN LEADERSHIP PRIMAGO
Asbabun Nuzul dan Makna Perlindungan dalam Surat Al-Falaq
Ustadz Kresna menjelaskan bahwa Surat Al-Falaq turun bersamaan dengan Surat An-Nas dan dikenal sebagai Mu’awwizatain, karena keduanya diawali dengan permohonan perlindungan kepada Allah SWT. Ada perbedaan pendapat mengenai latar belakang turunnya surat ini. Ada yang berpendapat bahwa surat ini termasuk Makiyyah dan ada pula yang menganggapnya Madaniyyah. Riwayat menyebutkan bahwa Rasulullah SAW pernah terkena sihir yang dikirim oleh orang Yahudi melalui pelepah kurma. Untuk membebaskan diri dari sihir tersebut, Allah menurunkan Surat Al-Falaq.
Ayat pertama dari Surat Al-Falaq adalah permohonan perlindungan kepada Allah, Tuhan penguasa subuh. Konsep perlindungan ini dapat dianalogikan dengan seorang anak kecil yang bersembunyi di belakang ayahnya ketika dikejar anjing. Ayahnya menjadi penghalang antara anak tersebut dan bahaya. Begitu pula kita, saat memohon perlindungan kepada Allah, kita mengikuti aturan-Nya yang melindungi kita dari keburukan.
Kejahatan dan Kedengkian dalam Surat Al-Falaq
Ayat kedua mengajarkan kita untuk meminta perlindungan dari segala keburukan yang diciptakan, baik dari manusia, jin, hewan, alam, maupun hawa nafsu kita sendiri. Ustadz Kresna menekankan bahwa jika kita telah kuat terbentengi, godaan dari luar tidak akan mampu menembus pertahanan kita.
Ayat ketiga membahas kejahatan yang sering terjadi di malam hari, seperti pencurian, begal, dan kemaksiatan lainnya. Kejahatan cenderung lebih sering terjadi di malam hari, sehingga istilah negatif sering dikaitkan dengan kata “malam,” seperti “klub malam” dan “dunia malam.”
Selanjutnya, Surat Al-Falaq juga mengajarkan kita untuk meminta perlindungan dari para penyihir. Ustadz Kresna mengingatkan bahwa sihir itu nyata dan kita dilindungi dari kejahatan tersebut melalui surat ini. Ayat terakhir membahas kejahatan dari pendengki, yaitu orang yang tidak senang melihat orang lain bahagia dan senang melihat orang lain menderita. Kedengkian ini memiliki efek yang merusak, seperti yang terlihat dalam berbagai kisah dalam Al-Quran, seperti kisah Iblis yang dengki kepada Nabi Adam, Qabil yang dengki kepada Habil, dan kisah Nabi Yusuf.
Kajian ini diakhiri dengan hadits Rasulullah SAW yang menyarankan Ibnu Abbas untuk menjadikan Surat Al-Falaq dan Surat An-Nas sebagai perlindungan terbaik dari segala keburukan. Rasulullah SAW bersabda:
“Wahai Ibnu Abbas, maukah aku tunjukkan – atau maukah aku beri tahu – sesuatu yang paling baik digunakan untuk berlindung?” Ibnu Abbas menjawab, “Iya, wahai Rasulullah.” Beliau pun bersabda, “Qul a’udzu birabbil falaq dan Qul a’udzu birabbin nas, dua surah ini.” (HR. An Nasa’i; sahih).